Toyota...?? Anda pernah mendengar kata-kata Toyota?? Siapa yang tidak tau dengan produk yang satu ini. Ya, toyota merupakan salah satu perusahaan otomotif terbesar dan terkemuka pada saat ini. Apalagi di Indonesia, toyota telah menjual produknya mulai dari januari hingga oktober 2011sebanyak 270.921 unit produk. Kemanapun anda memandang anda pasti akan melihat produk pabrikan toyota. Atau bahkan di rumah anda telah terparkir salah satu produk dari toyota ini.
Telah banyak jenis produk yang diluncurkan oleh Toyota mulai dari kijang doyok hingga kijang innova dan masih banyak lagi produk otomotif yang diluncurkan pabrikan ini. Nah, sekarang anda telah mengetahui sedikit tentang Toyota, produk toyota bahkan munkin anda telah pernah mengendarai produk Toyota. Tapi, apakah anda tahu bagaimana sejarah berdirinya Toyota, bagaimana Toyota berkembang hingga saat sekarang ini. Berikut ini anda akan diberikan sedikit pengetahuan tentang bagaimana sejarah berdirinya Toyota dan bagaimana toyota menerapkan sistem produksinya hingga menjadi perusahaan yang disegani oleh perusahaan-perusahaan industri otomotif lainnya.
SEJARAH UMUM PERUSAHAAN
Toyota Motor
Corporation didirikan pada September 1933 sebagai divisi mobil Pabrik Tenun Otomatis
Toyota. Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada 27 Agustus
1937 untuk menciptakan Toyota Motor Corporation seperti saat ini. Berangkat
dari industri tekstil, Toyota menancapkan diri sebagai salah satu pabrikan
otomotif yang cukup terkemuka di seluruh dunia. Merek yang memproduksi 1 mobil
tiap 6 detik ini ternyata menggunakan penamaan Toyota lebih karena penyebutannya lebih enak
daripada memakai nama keluarga
pendirinya, Toyoda. Inilah beberapa tonggak menarik perjalanan Toyota.
Toyota merupakan
pabrikan mobil terbesar ketiga di dunia dalam unit sales dan net sales. Pabrikan
terbesar di Jepang ini menghasilkan 5,5 juta unit mobil di seluruh dunia. Jika dihitung,
angka ini ekuivalen dengan memproduksi 1 unit mobil dalam 6 detik. Toyota
sendiri didirikan oleh Sakichi Toyoda, yang berawal dari sebuah industri
tekstil (Marimutu Sinivasan, pendiri Texmaco, usahawan besar tekstil di
Indonesia, berusaha menirunya dengan mengembangkan sektor otomotif bermerek PERKASA).
Dibandingkan
dengan industri-industri otomotif lain yang menggunakan nama pendirinya sebagai
merek dagang seperti Honda yang didirikan oleh Soichiro Honda, Daimler-Benz
(Gottlieb Daimler dan Karl Benz), Ford (Henry Ford), nama Toyoda tidaklah
dipakai sebagai merek. Karena berangkat dari pemikiran sederhana dan visi waktu
itu, penyebutan Toyoda kurang enak didengar dan tidak akrab dikenal sehingga
diplesetkan menjadi Toyota. Sakichi Toyoda lahir pada bulan Februari 1867 di
Shizuoka, Jepang. Pria ini dikenal sebagai penemu sejak berusia belasan tahun.
Toyoda mengabdikan hidupnya mempelajari dan mengembangkan perakitan tekstil.
Dalam usia 30 tahun Toyoda menyelesaikan mesin tenun. Ini kemudian mengantarnya
mendirikan cikal bakal perakitan Toyota, yakni Toyoda Automatic Loom Works,
Ltd. pada November 1926.
Di sini hak
paten mesin tekstil otomatisnya kemudian dijual kepada Platt Brothers & Co,
Ltd. dari Inggris, Britania Raya. Hasil penjualan paten ini, dijadikan modal
pengembangan divisi otomotif. Mulai tahun 1933, ketika Toyoda membangun divisi
otomotif, tim yang kemudian banyak dikendalikan oleh anaknya Kiichiro Toyoda,
tiada henti menghasilkan inovasi-inovasi terdepan di zamannya. Mesin Tipe A berhasil
dirampungkan pada 1934. Setahun kemudian mesin ini dicangkokkan prototipe
pertama mobil penumpang mereka, A1. Divisi otomotif Toyoda juga menghasilkan
truk model G1. Di tahun 1936
mereka meluncurkan mobil penumpang pertama mereka, Toyoda AA (kala itu masih
menggunakan nama Toyoda). Model ini dikembangkan dari prototipe model A1 dan
dilengkapi bodi dan mesin
A. Kendaraan ini dari awal diharapkan menjadi mobil rakyat. Konsep produk yang
terus dipegang Toyota
hingga sekarang.
Konsep dari Sistem Produksi Just In Time adalah menghilangkan segala waste yaitu segala sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah serta melakukan continous improvement. Sumber pemborosan yang diidentifikasi oleh Toyota dan pertama kalidikenalkan
oleh Taiichi Ohno, yang dikenal dengan Tujuh Pemborosan Toyota (Toyota’s Seven
Wastes) , yaitu :
1. Pemborosan dari memproduksi cacat (producing defects)
2.Pemborosan dalam transportasi
dan penanganan bahan (transportation and material handling)
3. Pemborosan dari persediaan (inventory)
4. Pemborosan dari kelebihan produksi (overproduction)
5. Pemborosan dari waktu menunggu (waiting time)
6. Pemborosan dalam proses (processing)
7.
Pemborosan gerakan (motion)
Prof. Yasuhiro Monden, Ph.D, dengan berdasarkan penelitianpenelitian yang
telah dilakukannya ketika mengunjungi pabrik-pabrik Toyota di Jepang, Amerika,
dan Eropa, merumuskan 4 pemborosan dalam proses manufakturing, yaitu :
1. Sumber daya produksi terlalu banyak
2. Produksi berlebihan
3. Persediaan terlalu banyak
4. Investasi modal yang tidak perlu
Pemborosan utama di manufakturing adalah adanya sumberdaya produksi
yang terlalu banyak, yaitu tenaga kerja yang terlalu banyak, fasilitas yang
terlalu banyak, dan persediaan bahan baku yang terlalu banyak. Apabila
unsur-unsur ini terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang
diperlukan, baik orang, perlengkapan, bahan ataupun produk, mereka hanya akan
menambah biaya dan tidak menambah nilai produk yang dihasilkan. Tenaga kerja
yang banyak mengakibatkan biaya personalia berlebihan, fasilitas yang banyak
mengakibatkan biaya penyusutan berlebihan. Sumber daya produksi yang terlalu
banyak akan menciptakan produksi berlebihan, yang dipandang sebagi “pemborosan
terburuk” di Toyota, karena pekerja akan terus melanjutkan pekerjaan pada saat
proses produksi seharusnya dihentikan. Pemborosan ini akan menyebabkan terciptanya kondisi persediaan WIP atau produk jadi akan terlalu
banyak pula.
Pilar kedua, adalah “respect for people” (rasa hormat terhadap orang lain) yang menekankan bahwa memiliki respect kepada sesama merupakan hal penting dalam bisnis karena kesuksesan dari sebuah bisnis diciptakan dari usaha individu dan teamwork yang baik. Respect for people menumbuhkan dua nilai yaitu respect dan teamwork.
Dalam pemaparan tentang Toyota Way beliau pun menjelaskan “4P” model Toyota Way yang menjadi dasar dari Toyota Production System (TPS) yang dipraktikkan di pabrik-pabrik Toyota di seluruh dunia, yaitu Philosopy, Process, People/Partners dan Problem Solving.
Dengan Toyota Way berarti perusahaan akan mampu menata/mengatur
bagaimana pekerjaan menjadi efisien sehingga menciptakan corporate excellence.
Hal ini terbukti Toyota telah mampu menyalip GM sebagai produsen mobil terbesar
di dunia. Adapun konsep kerja yang diterapkan PT. Toyota dalam meningkatkan
proses bisnis adalah mampu menghilangkan pemborosan waktu dan sumberdaya, membangun kualitas ke dalam sistem tempat kerja, menemukan
alternatif yang murah tetapi handal, menyempurnakan proses bisnis dan membangun
budaya belajar untuk peningkatan berkesinambungan.
Maka
dari itu, Toyota Way memperhatikan 3 (tiga) aspek yang mesti diminimalisasi
dalam perusahaan terutama pada level operator, yaitu Muda (pemborosan), Mura
(tidak teratur) dan Muri (beban yang berlebihan/overload). Dengan
demikian, Toyota Way dapat dijadikan sebagai acuan dan sebuah pelajaran, visi
serta inspirasi bagi sebuah perusahaan yang ingin berhasil dalam jangka
panjang.
sumber :
1. wikipedia.org
2. scribb.com